Kenali Lebih Dekat Penyakit Asma

 19 Desember 2022    Dibaca: 10222 Pengunjung

Kenali Lebih Dekat Penyakit Asma

Kenali lebih dekat Penyakit Asma

 

Hai sahabat sehat, Anda sering sesak napas? Apakah itu gejala Asma? Langkah apa yang perlu dilakukan ketika serangan Asma kumat?

Yuk kita kenali lebih dekat mengenai penyakit Asma..

 

Pengertian

Asma dalam bahasa Yunani “Asthma” adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas, penderita Asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk dan mengi.  Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. Meskipun ada perawatan yang diterapkan untuk gejala Asma, penyakit ini masih merupakan penyakit yang berbahaya. Penyakit ini dapat membatasi kemampuan seseorang untuk beraktifitas aktif. Asma yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, diperkirakan 2,4 persen dari seluruh penduduk Indonesia menderita Asma. WHO di tahun 2019, penderita Asma di seluruh dunia mencapai 262 juta orang, dengan angka kematian akibat Asma mencapai 461.000 orang.

 

Gejala

Gejala penyakit Asma yaitu batuk, sesak napas, napas berbunyi mengi, dada terasa berat. Asma seringkali timbul bila ada faktor pencetus, dapat berulang dan diantaranya ada periode bebas serangan, sering memburuk pada malam atau dini hari, serta dapat reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan (spontan).

Penyebab

Adapun penyebab penyakit Asma digolongkan menjadi 2 yaitu

  1. Faktor predisposisi pada Asma yaitu Genetik adalah diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena Asma apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
  2. Faktor presipitasi dari Asma adalah Alergen merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi.

2) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya.

3) Kontak, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya yang masuk melalui kontak dengan kulit.

Selain faktor diatas, penyakit Asma bisa juga disebabkan karena perubahan cuaca , kegiatan jAsmani, stress emosional dan lingkungan kerja. Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi Asma, perubahan cuaca menjadi pemicu serangan Asma.

 

 

 

Hal-Hal yang menyebabkan kambuhnya Asma

Disamping faktor-faktor yang menyebabkan penyakit Asma, penderita juga harus diberi nasihat mengenai hal-hal yang biasanya menyebakan kambuhnya Asma antara lain:

  1. Tungau debu rumah (misalnya pada bantal, kasur, karpet, sofa, boneka berbulu dan tirai.
  2. Bulu binatang contohnya kucing, anjing, kelinci dan burung
  3. Perubahan cuaca
  4. Asap pembunuh nyamuk bakar
  5. Asap rokok
  6. Polusi udara, pabrik dan kendaraan bermotor
  7. Asap rumah tangga
  8. Obat obatan tertentu
  9. Bau bauan yang busuk
  10. Infeksi saluran napas
  11. Emosi berlebihan (marah, tertawa, dll)
  12. Makanan dan minuman yang dingin, berpengawet, dan pewarna makanan
  13. Kelelahan.

 

Pengobatan

Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan Asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, pengidap Asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar Asma tetap terkendali.

Berikut ini dua jenis obat-obatan yang diperlukan bagi penderita Asma yaitu:

  1. Obat pelega untuk menghentikan serangan Asma (Reliever)

Obat pelega digunakan pada gejala akut Asma seperti sesak napas, mengi dan batuk dipakai hanya pada saat serangan yang berfungi untuk melebarkan saluran napas, pemakaian yang sering untuk Asma tidak terkontrol.

  1. Obat pengontrol untuk mengontrol Asma diberikan agar tercapai keadaan Asma terkontrol (Controller)

Obat pengontrol dipakai rutin setiap hari yang berfungsi mengatasi peradangan (mengendalikan Asma), mencegah/mengurangi frekuensi dan berat serangan. Termasuk golongan ini yaitu obat anti-inflamasi (kortikosteroid) dan obat anti alergi. Obat dipakai setiap hari dengan tujuan agar gejala Asma tetap terkendali.

Tanda-tanda Asma terkendali antara lain:

  1. Tidak pernah terbangun malam hari karena gejala Asma
  2. Gejala Asma yang timbul kurang dari dua kali dalam seminggu
  3. Obat pereda/pelega digunakan kurang dari 2 kali dalam seminggu
  4. Aktivitas tidak terganggu karena Asma.

 

Hal-Hal yang dilakukan ketika serangan Asma kumat

Berikut hal yang dapat dilakukan ketika serangan Asma kumat antara lain:

  1. Berhentilah beraktivitas dan duduk
  2. Segera pakai obat-obatan darurat
  3. Hindari pemicu Asma
  4. Minta pertolongan
  5. Periksakan diri ke dokter.

 

Pencegahan

Asma memang tidak bisa disembuhkan, tapi ada sejumlah langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan Asma datang atau gejalanya memburuk antara lain:

  1. Berhenti merokok.
  2. Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau-bauan yang mengiritasi seperti parfum, obat semprot serangga, deterjen cucian.
  3. Jangan memelihara hewan seperti anjing dan kucing.
  4. Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang terbuat dari bahan sintesis.
  5. Menggunakan obat secara teratur; harus minum obat sebagaimana diresepkan dan beristirahat secukupnya.
  6. Olahraga yang teratur : jalan sehat, bersepeda, renang
  7. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

 

Pencegahan berdasarkan Risiko Bersama PTM (Penyakit Tidak Menular) adalah dengan perilaku CERDIK; sbb :

C : Cek kondisi kesehatan secara berkal

E : Enyahkan asap rokok

R : Rajin aktifitas fisik

D : Diet sehat dengan kalori seimbang

I : Istirahat yang cukup

K : Kendalikan stress

 

Mengingat Asma adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan, maka sangat penting untuk selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi obat. Bahkan serangan Asma bisa sangat fatal jika tidak segera ditangani. Segeralah ke dokter atau rumah sakit terdekat jika Anda merasakan sesak napas meskipun tidak banyak melakukan aktivitas fisik, serta tidak adanya perubahan setelah menggunakan inhaler.

 

             Salam Sehat

             dr. Kadek Widianiti, Sp.P

(Dokter Spesialis Paru RSU Negara)

TAGS :